Rabu, 15 Januari 2014

POTRET PENDIDIKAN DI LOMBOK TIMUR

 Al Kahfi Print Rent

SAAT ILMU TAK LAGI DI HARGAI Orang sering bilang Ilmu adalah untuk di amalkan, maka ganjarannya adalah pahala. Itu berlaku untuk akhirat dan balasannya kelak diakhirat dalam bentuk surga dengan tingkatan yang lebih baik. Tapi jangan pernah lupa bahwa kita hidup di dunia. Dan untuk tetap hidup kita harus bisa survival dan bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan hidup layak. Dan untuk mencapai hidup layak maka kita perlu bekerja. Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan ini seringkali dimanfaatkan oleh sebagian oknum, kelompok orang ataupun organisasi untuk mendapatkan tenaga kerja murah. Sebut saja GURU HONORER, GURU TIDAK TETAP atau apapun sebutannya yang sebangsa dengan itu. 

Kehidupannya jauh dari hidup layak karena upah murah, sementara tuntutan pekerjaan sama dengan mereka yang di bayar tinggi, ataupun mereka yang meraup keuntungan dari bisnis pendidikan di sekolah-sekolah swasta. Mereka adalah golongan yang terabaikan. Kehadirannya sebagai tenaga kerja hanya untuk di peras ilmuNya tanpa penghargaan yang layak. Yang lebih parah lagi bagi mereka yang mendapat pekerjaan ekstra. Selain jadi pengajar, terkadang juga di tugaskan untuk tenaga administrasi yang seharusnya dikerjakan TU. Akan tetapi karena kitalah yang bisa maka kita pun yang diminta mengerjakannya dengan janji imbalan yang tak jelaskapan akan diberikan. Bahkan mungkin janji tinggal janji yang tak lagi di ungkit ketika masa telah berlalu. Dan pemangku kebijakan pura pura lupa dengan janji yang terucap. Naudzhubillah....,

Jika kita masih bisa berpikir waras, maka jelas sekali tampak bahwa kita diperalat oleh orang-orang bodoh yang pura-pura pintar dan kebetulan menjadi pemangku kebijakan. Mereka sendiri tak bisa mengerjakan karena sejatinya mereka tak punya kemampuan untuk itu. Mereka bodoh dan solusinya andalah yang ditugaskan untuk mengerjakannya dengan imbalan janji akan diberikan fhi setelah selesai pekerjaan. Akan tetapi janji seringkali terabaikan. Itulah yang alami salah seorang guru honor disebuah sekolah swasta. Bayangkan jika anda harus berkali-kali lembur karena tugas dari pemangku kebijakan, lalu fisik anda drop dan sakit. Siapa yang akan membayar biaya rumah sakit anda? apakah sang pemangku kebijakan atau organisasi yang dia pegang?Bisa jadi semua lepas tangan. Dan anda harus menanggung sendiri biaya pengobatan, dan gaji anda disana tak cukup untuk biaya sakit anda. Tentu itu tidak adil bagi anda. Anda diperintah untuk bekerja, tapi resikonya anda tanggung sendiri. Adilkah? 

Inilah realita potret pendidikan di Lombok Timur.

Kampung Media Lombok: Orang yang paling bertanggung jawab dalam kesejahteraan guru adalah TGH. Zainul Majdi, MA. kami percayakan beliau memimpin NTB 2 periode, setidaknya bisa memberikan angin segar kepada guru swasta, namun sampai saat ini DISKRIMINASI GURU SWASTA makin menjadi. Sangat disayangkan, sebenarnya semua Madrasah Swasta di Lombok Timur adalah milik beliau, tapi kenapa YA... 
Tapi kami yakin beliau orang ALIM yang CERDAS bisa paham MASALAH YANG DIHADAPI PARA GURU SWASTA.

Sabtu, 04 Januari 2014

NRG Guru Sertifikasi PLPG Mapel Umum Tahun 2012 Kab. Lotim Tak Kunjung Diterbitkan

Ratusan Guru sertifikasi  Non PNS kelulusan tahun 2012 khususnya mapel umum di Kab. Lombok Timur MONDAR-MANDIR tiap hari lihat papan informasi di Kantor Kemenag Lotim hanya untuk melihat NRG yang tak kunjung keluar hingga Januari 2014. Yang menjengkelkan teman satu angkatan dari kabupaten lain seperti Loteng, Lobar, Bima dll NRG sudah keluar Desember 2013 dan mereka sudah menerima tunjangannya.
Gosip yang berkembang dikalangan guru ternyata data guru sertifikasi untuk pengajuan NRG tidak pernah  dikirim oleh pihak Kemenag karena waktu itu sedang memanasnya gejolak politik di Lombok Timur.

Sabar Pak Guru?